navigate_beforeDetil Spesifik
Analisis Sperma
Silvia W Lestari - Personal Name

Ketersediaan
Kode Eksemplar | No. Panggil | Tipe Koleksi | Lokasi | Status Eksemplar |
---|---|---|---|---|
DIK22001FK | DIK22001FK | Diktat | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Tautan: Tidak tersedia.
Analisis semen atau sering disebut pula dengan analisis sperma memberikan informasi penting tentang status fertilitas laki-laki.1 Analisis sperma dapat dilakukan oleh manusia (dokter/analis) dengan menggunakan bilik hitung Makler atau Neubaur dan mikroskop, atau oleh computer, biasa disebut dengan Computer-Aided Sperm Analysis (CASA). Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Analisis sperma dilakukan dengan memenuhi syarat-syarat sebelumnya, diantaranya sebagai berikut:
a. Sampel dikoleksi dengan melakukan abstinensia atau menghindari aktivitas seksual atau mengeluarkan air mani/ejakulat mandiri (masturbasi atau mimpi basah) selama minimal tiga hari atau tidak lebih dari tujuh hari. Idealnya analisis semen dilakukan setelah 3 – 5 hari abstinensia.
b. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dua kali, dengan jarak tidak boleh kurang dari 7 hari atau lebih dari 3 minggu diantara kedua pemeriksaan tersebut.
c. Pengumpulan sampel sebaiknya dilakukan di kamar tersendiri di dekat laboratorium. Jika tidak memungkinkan, sampel dapat dikeluarkan di rumah atau hotel, dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 jam sejak pengumpulan.
d. Sampel dikumpulan dengan cara masturbasi atau senggama terputus, kemudian ditampung harus di dalam wadah yang bersih dan steril, bermulut lebar dan terbuat dari kaca atau plastik yang tidak toksik terhadap sperma.
e. Wadah sampel dijaga dalam suhu lingkungan antara 20 - 40°C agar tidak mempengaruhi atau merusak sperma. Dengan kata lain, sampel harus dilindungi dari suhu ekstrim, yakni kurang dari 20°C atau lebih dari 40°C.
f. Wadah sampel harus diberi label dengan keterangan yang cukup, berupa nama, tanggal lahir dan nomor identifikasi, disertai tanggal dan waktu pengumpulannya.2
a. Sampel dikoleksi dengan melakukan abstinensia atau menghindari aktivitas seksual atau mengeluarkan air mani/ejakulat mandiri (masturbasi atau mimpi basah) selama minimal tiga hari atau tidak lebih dari tujuh hari. Idealnya analisis semen dilakukan setelah 3 – 5 hari abstinensia.
b. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dua kali, dengan jarak tidak boleh kurang dari 7 hari atau lebih dari 3 minggu diantara kedua pemeriksaan tersebut.
c. Pengumpulan sampel sebaiknya dilakukan di kamar tersendiri di dekat laboratorium. Jika tidak memungkinkan, sampel dapat dikeluarkan di rumah atau hotel, dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 jam sejak pengumpulan.
d. Sampel dikumpulan dengan cara masturbasi atau senggama terputus, kemudian ditampung harus di dalam wadah yang bersih dan steril, bermulut lebar dan terbuat dari kaca atau plastik yang tidak toksik terhadap sperma.
e. Wadah sampel dijaga dalam suhu lingkungan antara 20 - 40°C agar tidak mempengaruhi atau merusak sperma. Dengan kata lain, sampel harus dilindungi dari suhu ekstrim, yakni kurang dari 20°C atau lebih dari 40°C.
f. Wadah sampel harus diberi label dengan keterangan yang cukup, berupa nama, tanggal lahir dan nomor identifikasi, disertai tanggal dan waktu pengumpulannya.2
Informasi Detil
Judul Seri
Analisis Sperma
No. Panggil
DIK22001FK
Penerbit
Departemen Biologi Kedokteran - FKUI : Jakarta., 2022
Deskripsi Fisik
Bahan Ajar
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
DIK22001FK
Tipe Isi
text
Tipe Media
other
Tipe Pembawa
other (computer)
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Silvia W Lestari
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas
Komentar